19 Jun 2013

Tak Ada Selingkuh Aman!

Tak Ada Selingkuh Aman!
Betapa miris hati ini membaca halaman pertama sebuah surat kabar yang terbit di Jawa Timur kemarin; tiga menteri selingkuh. Di internet, kabar itu juga beredar luas. Belum ada bukti apakah itu fakta yang benar-benar terjadi. Namun ia menjadi potret fenomena betapa zina telah menyebar dan menjadi bencana.

Tak Ada Selingkuh Aman!
Bukankah selingkuh adalah zina? Dan betapa kelamnya masa depan negeri ini jika penyakit moral itu tak dihambat. Apalagi jika pelaku selingkuh bukan hanya orang biasa, namun sudah level pejabat. Daya destruktifnya akan makin cepat.

Tak Ada Selingkuh Aman!
Selingkuh yang sampai direkam detail oleh media, lalu diketahui secara luas oleh anak bangsa, apa namanya kalau bukan kategori tampak kasat. Selingkuh yang terang-terangan, ia lebih mengundang murka dan siksa Tuhan. "Tidaklah tampak (terang-terangan) pada suatu kaum perkara riba dan perzinaan," Rasulullah memperingatkan dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban, "melainkan mereka telah menghalalkan siksa Allah atas diri mereka."

Tak Ada Selingkuh Aman!
Dari hadits berderajat hasan itu, kita jadi tahu: daya destruktif selingkuh bukan hanya menghancurkan keluarga, namun juga bisa menghancurkan negara.

Tak Ada Selingkuh Aman!
Memikirkan hancurnya keluarga akibat selingkuh saja, semestinya membuat suami atau istri yang melakukannya segera menarik diri. Selingkuh adalah khianat, dan seharusnya ketika ada niat saja pelakunya harus bertaubat. Pengkhianatan kepada pasangan hidup adalah hal yang sangat menyakitkan. Ia jauh lebih sakit dari siksaan paling pedih yang mungkin terbayangkan. Mendapati orang yang dicintai mengkhianati, lalu menyerahkan diri dan kehormatannya pada orang lain yang tidak halal baginya, mungkin serasa kiamat datang sebelum waktunya. Kalaupun tidak berakhir dengan perceraian, rumah tangga yang berjalan di belakangnya perselingkuhan adalah rangkaian hari-hari penuh siksaan; pikiran, perasaan, kejiwaan. Akumulasinya berwujud dendam. Akumulasinya berbentuk balasan. Tanpa iman, dendam dan balasan berbuah hal yang sama; perselingkuhan dibalas perselingkuhan. Maka keluarga pun terjerumus pada lingkaran masalah yang sangat rumit dan sulit terselesaikan.

Tak Ada Selingkuh Aman!
Mungkin ada perselingkuhan yang tidak diketahui oleh pasangan. Ia bisa saja tak melahirkan banyak masalah di atas. Namun tetap saja akan ada rasa bersalah. Dan kebohongan yang dibiasakan akan selalu memunculkan kebohongan berikutnya yang lebih besar. Lalu sampai kapan bau busuk pengkhianatan itu tidak tercium orang? Kalaupun Allah menutupinya, itu adalah kesempatan untuk bertaubat segera. Dan malulah kita bahwa keterhormatan dalam pandangan manusia hanyalah karena Allah menutup aib kita. Malulah pada-Nya.

Tak Ada Selingkuh Aman!
Efek selingkuh berikutnya akan mengenai buah hati; para pewaris dan generasi penerus yang paling diharapkan. Pada mulanya, perhatian pada anak-anak menjadi berkurang. Mereka pun tak cukup asupan kasih sayang. Tahap berikutnya ketika rasa kesal, marah dan kecewa terlampiaskan pada mereka; anak-anak yang tak berdosa. Jadilah mereka sasaran. Dalam ketidaktahuan, ketidakmengertian, pertumbuhan mereka terhambat oleh kemarahan, umpatan, dan kebencian orang tuanya. Penyesalan biasanya baru datang jika mereka terjerat masalah besar karena pelarian; narkoba dan sejenisnya. Ada suami istri yang kemudian memperbaiki hubungannya dan memulai lagi kehidupan harmonis mereka; namun pajak yang dibayar sudah terlalu mahal. Rehabilitasi bukan hanya menyedot aset dan simpanan keluarga, tetapi juga menarik habis kepercayaan dan modal sosial.

Tak Ada Selingkuh Aman!
Lebih jauh, perselingkuhan akan memburamkan tata masyarakat dan negara. Perselingkuhan butuh biaya, menutupi kebohongan butuh biaya. Ia pun menyeret pelakunya pada korupsi dan cara-cara kotor sejenisnya. Betapa banyak orang yang berani menggelapkan uang karena perselingkuhan. Betapa banyak orang yang berani korupsi untuk membahagiakan sekaligus merahasiakan selingkuhan. Belum lagi bayi-bayi yang lahir tanpa kejelasan indentitasnya; itu sebenarnya anak siapa. Atau lebih tragis lagi adalah pembunuhan bayi sebelum ia sempat lahir ke dunia ini; aborsi.

Tak Ada Selingkuh Aman!
Merenungkan lebih jauh akibat selingkuh di akhirat, azabnya sungguh sangat pedih dan maha dahsyat. Jika Sang Nabi menjelaskan menyentuh kulit saja lebih berat dari pada ditusuk jarum besi, apatah lagi jika bukan hanya kulit yang bersentuhan.

Tak Ada Selingkuh Aman!
Mari berpikir ulang seraya beristighfar agar kita tak terjerat perselingkuhan; meskipun ia masih berupa benih dalam angan-angan dan pikiran. Sadarilah, TAK ADA SELINGKUH AMAN!


Share: