7 Jan 2014

Sahabatku, masihkah kita tak mau bersyukur?

Allah SWT berfirman:

“dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?”
QS. Adz-Dzariyyat (51): 21

Coba kita sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup kita. Renungkan tentang apa yang telah kita capai, orang-orang yang selama ini menyayangi dan memperhatikan kita, pengalaman yang telah kita dapatkan, keahlian dan minat yang kita miliki, apa yang kita yakini, dan hal-hal terindah yang telah terjadi dalam hidup kita.

Seringkali kita menginginkan kehidupan yang sempurna tanpa memahami bahwa kita perlu untuk merubah diri sendiri, membuat apa yang kita miliki lebih bernilai dan berguna menjadi bekal untuk menjalani perantauan yang panjang dalam perjalanan menuju kampung abadi nanti.

Jika merasa pekerjaan sobat sangatlah berat, bagaimana dengan dia?


Bila sobat merasa memiliki gaji yang sedikit, bagaimana dengan anak yg malang ini?


Jika sobat merasa belajar adalah sebuah beban, contohlah semangat dia!


Jika sobat sempat merasa putus asa, ingatlah orang ini!


Pantaskah kita mengeluh tentang makanan di saat ia sedang membayangkan makan happy meal?


Jika sobat merasa hidup sangat menderita, apakah sobat juga merasakan penderitaan seperti orang ini?


Jika sobat merasa hidup tidak adil, bagaimana dengan nenek ini?


Di saat kita kecil dimanja dan disayang, manjakah dia?


Tidakah merasa bersalah kita masih selalu tidak mendengarkan bahkan melawan ibu kita?


Pahamkah kita dengan potensi yang kita miliki? Apakah kita sudah membuka bungkusan potensi yang Allah hadiahkan khusus untuk kita dan memolesnya untuk kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat? ataukah mungkin sebaliknya untuk kehidupan yang lebih buruk dan mudharat?

Terkadang kesadaran akan potensi diri sering terlambat muncul sementara usia serta kondisi sudah tdk sesuai dan tidak memadai lagi. Untuk unjuk kemampuan hingga diakui prestasinya hingga dihargai terkadang butuh waktu sebentar, tetapi persiapan untuk itu bisa sangat lama.

Bagaimana mungkin kita mendapatkan hal-hal yang lebih besar bila kita tidak mensyukuri atas yang kita telah miliki sekarang? Semuanya hanya bisa dimulai dengan apa yang kita telah miliki sekarang dan mensyukurinya... coba tengok diri kita, lihat keluarga kita, lihat tetangga kita, lihat teman-teman kita, lihat saudara-saudara kita apakah mereka menyayangi kita dan coba kita lihat lebih jauh lagi bagaimana kebesaranNya dan kekuasaanNya....

Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah: 152,
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku”. 
Dan dalam QS Az-Zumar: 66, 
Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.

Sahabatku, masihkah kita tak mau bersyukur???

Disadur dari https://www.facebook.com/notes/indah-nya-ayat-ayat-al-quran/renungan-agar-bisa-membuat-kita-lebih-bersyukur-dan-memotivasi-diri/330351606981853

3 Jan 2014

Jodoh Tak Akan Kemana

Catatan ini didekasikan untuk teman-teman saya dan saya sendiri yang sedang memasuki salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia: Kehidupan Galau ( baca: kehidupan mencari pasangan jiwa) hoho.

Kehidupan galau ini sepertinya memang sudah menjadi suatu tahapan manusia yang memang harus dilalui karena jujur saja saya awalnya sempat berdialog dengan diri sendiri apakah memang saya saja yang sedang resah (baca: Galau) dalam menemukan pasangan hidup saya. Ternyata semua teman-teman saya yang seangkatan dengan saya pun merasakan yang sama, baik itu laki-laki atau perempuan. Terbukti acap kali kami bertemu, kami pasti memperbincangkan hal yang sama “ Kapan Nikah?”, mungkin hal ini juga disebabkan karena banyaknya junior-junior dan teman-teman kami yang sudah terlebih dahulu menikah dan mereka dengan senang hati memanas-manasi (baca: menghimbau) kami untuk cepat mengikuti jejak mereka ^^.

Ditengah trending topic “Kegalauan anak muda” yang berkembang di antara kami ini, terbesit pertanyaan dalam hati, mengapa saya harus galau? Bukankah Allah menciptakan hambaNYA berpasang-pasangan? Jadi mengapa saya harus galau?. Saya memang mengetahui bahwa perasaan galau dalam mencari pasangan itu adalah hal yang alami dirasakan orang-orang seumur saya, tapi bukankah akan lebih baik kegalauan tersebut tidak terlalu menjadi hal yang diperbesarkan, Teman?

Jodoh itu layaknya barang yang hilang, ketika dicari menghilang, ketika tak dicari ia akan muncul dengan sendirinya

Menurut saya jodoh itu layaknya mencari barang yang hilang, saat kita sedang membutuhkannya, barang itu seakan-akan hilang ditelan bumi, tapi, saat kita tidak membutuhkannya, barang itu muncul begitu saja. Menilik catatan yang telah dibuat oleh saudari saya, Siti Ulfah Juwita, sebelumnya dalam topik yang sama tapi versi yang berbeda “ Jodoh tak Kan Kemana (Salman version) bahwa jodoh tak kan kemana jika kita mempercayainya adalah hal yang menurut saya sangat benar. Layaknya mencari barang yang hilang kalau kita mempercayai bahwa kita tidak akan menemukannya kembali maka saya akan sangat yakin barang tersebut tidak akan ditemukan. Tetapi kalau kita percaya bahwa barang itu akan kembali maka cepat atau lambat barang itu akan kembali kepada kita.

Saya mempunyai pengalaman yang unik tentang ini, sering kali kita kehilangan baju atau benda lainnya yang sangat kita butuhkan pada saat kita ingin pergi dan sering kali kita bergumam kesal “Kemana sih ni barang pas di cari malah ga ketemu”. Saya juga melakukan hal yang sama, Kawan. Tetapi setelah saya bergumam kesal, saya hanya pasrah dan tetap percaya pasti nanti barang itu akan ketemu bahwa barang yang sudah menjadi rezeki saya pasti suatu saat akan kembali. Dan apa yang terjadi, Teman? barang saya sempat hilang itu pun akhirnya ditemukan.

Jodoh itu bagaikan barang hilang yang tak dapat ditemukan lagi, namun ada barang lainnya yang setia menanti untuk ditemukan

Hal menarik lainnya adalah terkadang ada barang-barang kita yang hilang dan tak akan pernah ditemukan kembali walaupun kita tetap percaya bahwa kita pasti akan menemukannya. Teman, jikalau hal itu terjadi yakinlah bahwa ada hal atau barang lain yang serupa yang bahkan mungkin lebih baik dibandingkan dari barang kita sebelumnya yang sudah hilang tersebut. Saya juga baru saja mengalami hal ini, suatu pengalaman sederhana tapi semakin mengokohkan pendapat saya bahwa jodoh tak kan kemana. Saya mengikuti kegiatan pesantren kilat siswa-siswa saya di Daarut Tauhiid saat ramadhan, dan kami para guru diberi oleh-oleh berupa Al-quran, yang menurut saya sangat bagus, yang diterbitkan oleh Daarut Tauhiid dan saya pun menyimpannya di meja kerja saya di sekolah. Lalu apa yang terjadi, Teman? saat saya kembali mengajar,setelah liburan lebaran , Al-quran itu hilang. Padahal saya hanya menaruhnya di atas meja saya. Saya sungguh heran bagaimana al-quran itu bisa hilang? Tapi ya sudahlah, dalam hati saya hanya bergumam bahwa pasti nanti juga akan ditemukan, tapi saya masih belum menemukan al-quran itu sampai sekarang. Hal yang mengejutkan adalah ternyata sehari setelah saya mengetahui bahwa al-quran saya itu hilang, saya dikasih Al-quran baru yang lebih besar dan lebih bagus dibandingkan al-quran saya sebelumnya oleh pihak yayasan sekolah tempat saya dulu bekerja. Dari hal ini, saya semakin meyakini bahwa jika memang barang yang dicari itu tidak ditemukan maka akan ada barang lainnya yang lebih baik yang menanti kita. Saya juga yakin Jodoh yang kita cari ataupun pernah kita temukan sebelumnya kemudian menghilang dan ternyata orang yang kita kira sebagai jodoh itu tak kembali ke kita, maka percayalah teman bahwa ada jodoh yang lebih baik yang disiapkan Allah untuk kita, selama kita mempercayainya ^^.

Jodoh itu layaknya barang hilang yang menghilang tiba-tiba dan kemudian muncul tiba-tiba

“Cinta datang tiba-tiba, cinta adalah anugrah yang kuasa”. Masih ingatkah teman-teman dengan sebait lirik lagu ini? Ini adalah lirik lagu yang ditembangkan oleh penyanyi bersuara dalam nan merdu, Marcell. Percaya atau tidak, jodoh itu terkadang datang tiba-tiba tanpa kita prediksi sebelumnya, layaknya barang hilang yang ditemukan tiba-tiba. Saya ada pengalaman unik tentang ini dan baru saja terjadi kemarin malam. Saya baru saja menggunakan dompet yang diberikan oleh salah satu orang tua murid saya (salah satu kenikmatan menjadi seorang guru^^), tapi apa daya baru beberapa jam saya memakainya salah satu sekrup di dompet tersebut lepas dan membuat pengunci dompet saya tersebut rusak. Saya sempat malas untuk memakainya lagi, tapi jika tidak digunakan dompet baru itu akan terbuang sia-sia. Jadi, saya tetap memutuskan untuk memakainya walau dalam kondisi rusak seperti itu. Tapi, saya tetap percaya pasti saya akan mendapatkan pengganti yang lebih baik nanti. Suatu ketika, tepat setelah saya pulang dari tempat kuliah saya, saya sempatkan untuk membeli ikat pinggang yang dijajakan di koridor sheter transjakarta busway benhil, dan ketika saya akan membayar, si abang penjual melihat dompet saya yang rusak dan kemudian tanpa ba-bi-bu, si abang penjual kemudian mencari cadangan sekrup yang ia punyai dan menawarkan untuk memperbaiki dompet saya itu (padahal saya tidak memintanya untuk melakukan hal itu loh, teman ^^). Saya berkata pada penjual tersebut “ Wah, mau benerin bang? Tapi gratis ya? Hohoho” dan si abang itu hanya tersenyum mengangguk dan kemudian asik membenarkan dompet saya. Subhanallah,pikir hati saya, padahal saya tidak meminta tapi bantuan itu datang tiba-tiba di saat yang tak terduga. Oleh karena itu, saya semakin yakin jodoh saya akan datang tiba-tiba nanti di saat yang menurut Allah tepat untuk saya menerimanya ^^.

Jodoh itu layaknya barang hilang yang kembali ke kita dalam keadaan baik atau buruk

Seringkali kita menemukan barang kita yang hilang dalam kondisi barang yang baik namun terkadang dalam kondisi yang buruk. Hal ini saya coba hubungkan dengan pengamatan saya tentang pengalaman KKG (Kakak Ketemu Gede) saya. Beliau sudah layaknya seorang kakak sendiri dan beliau boleh dibilang panutan saya. Beliau seorang yang sholehah, cerdas, demokratis, dan cantik luar dalam. Saya dan saudari-saudari saya lainnya selalu berdoa yang terbaik untuk beliau, terutama tentang jodoh. Kami berharap beliau mendapatkan jodoh yang pantas untuk dirinya, karena kami sepertinya tidak rela melepaskan kakak kami tersayang itu ke orang yang salah. Alhamdulillah, kakak kami itu mendapatkan jodoh yang menurut kami sangat sesuai untuk dirinya. Dari pengalaman ini, saya menyadari beberapa hal. Pertama, kita mengetahui,Teman, bahwa sebetulnya Tuhan telah menetapkan takdir kita baik itu rezeki maupun jodoh semenjak ruh kita ditiupkan di tubuh mungil kita yang saat itu masih bersemayam di perut ibunda tercinta.Berarti sebetulnya kita telah memiliki jodoh itu. Namun, jodoh itu kemudian hilang sementara dan menunggu kita untuk ditemukan. Tantangannya adalah apakah jodoh yang hilang itu akan kembali ke kita dalam kondisi yang baik atau yang buruk? Itu semua terserah kita, Teman. Saya yakin hidup ini pilihan, pilihan apakah kita dapat menemukan jodoh kita yang hilang itu dalam keadaan baik atau buruk? Lalu bagaimana caranya kita dapat menemukan jodoh yang terbaik untuk kita?. Mengutip pernyataan om Super kita, Om Mario Teguh, bahwa untuk mendapatkan jodoh yang baik untuk kita harus dimulai dari diri sendiri. Bertanya pada diri sendiri, apakah kita sudah menjadi jodoh terbaik untuk pasangan kita itu? Kita banyak menuntut ini itu,tapi apakah kita sudah sesuai dengan jodoh yang sesuai dengan keinginan kita itu? Apakah kita sudah sesuai dengan jodoh baik yang sedang menunggu kita?. Pengalaman kakak saya itu membuat saya semakin yakin bahwa untuk mendapatkan yang terbaik memang harus dimulai dari kita sendiri, yaitu dengan memantaskan diri menjadi yang terbaik untuk jodoh kita. Lalu mari kita sama-sama, Teman, memperbaiki diri dimulai dari hal yang kecil, dari sekarang, dan dari kita sendiri ^^.

Well, Teman, hanya buah pikiran yang sedikit ini saja yang saya ingin bagi dengan teman-teman. Semoga bermanfaat^^. Tapi, sebelum saya tutup catatan renungan hidup saya ini. Saya ingin sedikit membagi doa saya yang saya tujukan kepada jodoh saya yang hilang….

Tuhan, ku titipkan dia padaMU dengan sepenuh hati
Lalu jikalau sampai waktunya kami bertemu,
Maka, pertemukanlah kami di saat kami sudah menjadi yang terbaik untuk masing-masing dari kami,
Maka, satukanlah kami di bawah lindungan Mu selalu,
Agar pertemuan kami ini hanya mengharap penyempurnaan dari setengah agamaMu,
Hingga saat itu terjadi, wahai Tuhan ku yang Maha Cinta, Maha Pengasih, Maha Penyayang,
Izinkanlah hamba memperbaiki diri hamba,
Izinkanlah hamba mengejar impian-impian hamba ,
Izinkanlah hamba membahagiakan orang tua hamba,
Dengan sepenuh hati,,,
Agar kelak ketika kami saling menemukan,
Kami akan saling mencintai
Dengan sepenuh hati kami yang kami harap telah Engkau bekali cahaya
Cahaya yang akan menuntun kami bersama di JannahMu. Amin Ya Rabbal 'Alamin...

Sumber: 
http://maulidiarahmi.wordpress.com/2012/03/15/jodoh-tak-kan-kemana-the-lost-thing-version/