Kita dikenang bukan karena cara orang lain memperlakukan kita.
Tapi bagaimana cara kita memperlakukan orang lain.
Perlakuan orang lain kepada kita seringkali tidak bisa kita pilih.
Tapi kita selalu bisa memilih cara kita untuk perlakukan orang lain.
Hadapi setiap kecongkakan dengan rendah hati.
Karena kecongkakan akan senang bila justru temukan teman.
Balas ucapan kasar dengan lisan yang baik,
Mungkin yang berkata kasar belum pernah mendengar kata-kata yang baik.
Allah menghisab kita bukan dari amal orang lain kepada kita.
Tapi bagaimana cara kita beramal kepada mereka.
Selalu ada pilihan dalam membalas amal orang lain terhadap kita.
Balas lebih jahat mudah.
Balas lebih baik susah.
Makanya surga itu susah.
Untuk apa membalas perlakuan buruk dengan hal lebih buruk?
Agar merasa puas?
Pantas aja setelahnya hatimu kosong, tidak tenang dan susah tidur.
Untuk apa membalas perlakuan buruk dengan hal lebih buruk?
Toh, kita semua sama-sama bakal mati.
Balas mencaci tiada pernah sadarkan pencaci.
Diam atau balas dengan lisan yang baik.
Lebih mungkin sadarkan dia, benar bukan?
Memang paling enak punya teman halus lisan.
Kalau bicara jadi nasihat, bila diam jadi pengingat.
Akan lebih indah bukan?
Tapi bagaimana cara kita memperlakukan orang lain.
Perlakuan orang lain kepada kita seringkali tidak bisa kita pilih.
Tapi kita selalu bisa memilih cara kita untuk perlakukan orang lain.
Hadapi setiap kecongkakan dengan rendah hati.
Karena kecongkakan akan senang bila justru temukan teman.
Balas ucapan kasar dengan lisan yang baik,
Mungkin yang berkata kasar belum pernah mendengar kata-kata yang baik.
Allah menghisab kita bukan dari amal orang lain kepada kita.
Tapi bagaimana cara kita beramal kepada mereka.
Selalu ada pilihan dalam membalas amal orang lain terhadap kita.
Balas lebih jahat mudah.
Balas lebih baik susah.
Makanya surga itu susah.
Untuk apa membalas perlakuan buruk dengan hal lebih buruk?
Agar merasa puas?
Pantas aja setelahnya hatimu kosong, tidak tenang dan susah tidur.
Untuk apa membalas perlakuan buruk dengan hal lebih buruk?
Toh, kita semua sama-sama bakal mati.
Balas mencaci tiada pernah sadarkan pencaci.
Diam atau balas dengan lisan yang baik.
Lebih mungkin sadarkan dia, benar bukan?
Memang paling enak punya teman halus lisan.
Kalau bicara jadi nasihat, bila diam jadi pengingat.
Akan lebih indah bukan?