27 Mar 2014

Beginilah Caraku Mencintaimu Karena-Nya



Saudariku,
Mungkin kamu pernah mendapati aku dalam keadaan dingin dan membisu.
Padahal bisa saja, aku membuka pembicaraan dan memecahkan suasana bersamamu.
Namun aku sadar, bahwa tak layak bagiku bermudah-mudah dikarena khawatir hal itu akan mengikis kadar rasa maluku kepadamu.
Mungkin kamu pernah merasa risih ketika aku tidak memperhatikan wajah ketika berbicara denganmu?
Padahal memandangmu ketika berbicara adalah mudah bagiku.
Namun dengan memalingkan wajah, aku berharap agar kita akan lebih berhati-hati dalam berbicara dan menjadikan keadaan itu lebih suci bagi hati masing-masing.

***

Saudariku,
Mungkin kamu akan mengatakan aku aneh ketika aku melarangmu menelefonku.
Padahal, bisa saja aku menganggkatnya setiap saat engkau menelefonku.
Namun aku belajar untuk menghargai seseorang yang berhak akan mendampingimu kelak, dengan cara tidak berduaan denganmu dalam keadaan tidak ada yang menemani.
Mungkin kamu akan kesal apabila aku tak memberikan pesan penyemangat ketika engkau melaporkan kepadaku tentang kegiatanmu hari ini.
Padahal mudah saja jika aku harus mengirimkan sebuah pesan tersebut agar membuat jiwamu menjadi lebih bersemangat mengerjakannya.
Namun, keberadaanku di sekitarmu ku harap tidak menggoyahkan kesucian hatimu dengan mengirimkan kepadamu pesan-pesan yang seharusnya tidak pernah kamu terima dariku jika itu justru akan membuatmu berangan-angan.

***

Saudariku,
Bisa jadi sebuah harapan pernah terbesit dihatimu sehingga mungkin engkau akan merasa gundah ketika aku tidak pernah meminta meminangmu.
Padahal, bisa saja aku lakukan itu agar hatimu senang.
Namun aku sadar bahwa aku belum siap, maka aku redamkan lidah ini untuk menyatakannya di dalam diam.
Mungkin kamu akan datang memintaku agar kamu menantiku.
Padahal aku mampu mengizinkan permintaanmu itu.
Namun, apakah kamu tidak merasa sakit ketika suatu saat jodohku adalah bukan dirimu? Bukankah usahamu untuk bersamaku dengan cara menantikanku adalah sia-sia?
Atau mungkin saja kamu akan merasa gelisah ketika aku tidak pernah memintamu menungguku.
Padahal bisa saja permintaan itu akan engkau indahkan ketika aku memintanya kepadamu.
Namun aku mencintaimu atas dasar kesucian, maka aku tidak akan memintamu untuk itu hanya karena ingin mempersilahkan laki-laki shaleh lain untuk meminangmu.
Bukankah kesucian yang aku inginkan untuk menikahimu? Jika demikian, maka lebih baik engkau menikah kepada laki-laki yang telah siap meminangmu tanpa harus membuatmu menunggunya.
Atau bisa jadi, kamu bosan karena terlalu lama menungguku untuk menyatakan sebuah ungkapan-ungkapan indah kepadamu.
Padahal, bisa saja aku menyatakan itu untuk menyenangkan hatimu.
Namun, Diam adalah caraku mencintaimu karenaNya, berharap hal itu lebih memelihara kesucian hatiku dan hatimu setelahnya...

Sumber:
https://www.facebook.com/note.php?note_id=206451532699985

Share: