20 May 2013

Orang Baik Terkadang Dipinggirkan

Fenomena yang sering kita jumpai dalam keseharian adalah orang yang mempunyai cita-cita dan luhur seringkali dipinggirkan dalam interaksi sosial. Apalagi jika ia berada di tengah-tengah golongan orang-orang yang lalai dan kerdil jiwanya. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika Sulaiman ad-Darani berkata, "Jika banyak orang yang meragukan kebenaran, maka cukuplah diriku saja yang tidak meragukannya".

Jika banyak orang berlaku buruk dan hanya beberapa yang berlaku baik, maka yang berlaku baik dianggap buruk. Jika di sebuah lingkungan sosial itu mayoritas bermaksiat, maka orang yang taat dianggap aneh. Al-Fudhail bin Iyadh pernah berkata, "Lewatilah jalan yang penuh dengan petunjuk. Jangan berkecil hati meskipun orang yang melewati bersamamu itu hanya sedikit. Berhati-hatilah, jangan sampai kamu melewati jalan kegelapan, dan jangan sampai kamu terpedaya oleh banyaknya orang yang memilih jalan sesat".

Tugas yang dipikul oleh seorang mukmin sangatlah mulia. Al-Qur'an telah mengatakan, bahwa Allah telah menciptakan manusia dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya (QS. Hud 61).

Itu artinya bahwa Allah memerintahkan kita untuk melakukan tugas-tugas mulia, yaitu memelihara dan memakmurkan bumi. Dengan demikian kehidupan menjadi penuh sejatera, damai dan menyenangkan.

Hal itu bisa tercapai jika manusia teguh dalam memperjuangkan tegaknya panji-panji kebenaran. Karena itulah Allah sangat berharap agar manusia saling mengingatkan jika di antara mereka berbuat buruk dan cenderung destruktif. "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung".

Disadur sepenuhnya dari buku 
"32 Sebab Hidup Berkah dan Selalu Bahagia"
karya Abu Fajar al-Qalami.


Share: